Kamis, 15 September 2016

Penerapan Sistem Manajemen Mutu iso 9001 Tahun 2015



Sistem manajemen mutu adalah suatu sistem manajemen organisasi yang mengacu pada standardisasi internasional yang difokuskan pada proses kegiatan (ISO 9001). Standardisasi dalam sistem manajemen mutu dapat diintegraikan ke dalam system manajemen organisasi, sehingga penerapannya lebih fleksibel.

Sistem manajemen mutu konstruksi minimal harus memenuhi hal-hal berikut :

  1. Rencana Mutu harus sesuai dengan Sasaran Mutu (quality objective) dan sejalan dengan persyaratan proses lain dari sistem manajemen mutu konstruksi.
  2. Rencana Mutu harus berisikan persyaratan teknis, administrasi, keuangan maupun ketentuan lain seperti yang dipersyaratkan dalam Perencanaan Program.
  3. Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam rangka memenuhi mutu konstruksi yang diinginkan.
  4. Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan dokumen sistem manajemen mutu konstruksi (meliputi: Pedoman Mutu, Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk teknis, instruksi kerja, dan daftar periksa/simak) dalam rangka mencapai kesesuaian mutu konstruksi yang diinginkan.
  5. Rencana Mutu harus mencakup aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
  6. Rencana Mutu harus mencakup Catatan Mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa perencanaan kegiatan memenuhi persyaratan mutu konstruksi yang telah ditetapkan.

Kami siap mengadakan Training pemahaman Sistem Manajemen Mutu iso 9001 Tahun 2015 yang mengalami perubahan pada Sistem Manajemen Mutu iso 9001 Tahun 2008

Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat :

  1. Mengerti konsep dari Quality Management System,
  2. Mengartikan “High Level Structure” pada sistem manajemen,
  3. Meninjau ulang maksud dari ISO 9001:2015 dan
  4. Mempunyai pengetahuan dasar sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001.

Manajemen mutu sendiri mempunyai tujuh (7) prinsip, yaitu :

  1. Customer focus,
  2. Leadhership,
  3. People,
  4. Process approved,
  5. Evidence based decision making,
  6. Improvement dan
  7. Relation management.

Sedangkan klausul yg ada dalam Sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, yaitu

  1. Scope,
  2. Normative,
  3. Term and definitions,
  4. Context of the organisation,
  5. Leadership,
  6. Planning,
  7. Support,
  8. Operation,
  9. Performance evaluation dan
  10. Improvement.

Sistem Manajemen Mutu Sekolah

Terdorong oleh keinginan meningkatkanmanajemen pendidikan menuju sistem yang lebih teratur, terencana, dan terarah, Kami dari PT Bintang Solusi Utama siap membantu Sistem Manajemen Mutu Sekolah dengan bantuan Konsultan ISO 9001 yang berpengalaman.

Sistem Manajemen Mutu Kerja Proyek

Tugas dan Tanggung Jawab Tim Kerja Proyek
A. Tugas dan tanggung jawab anggota tim

Secara umum tugas dan tanggung jawab anggota tim adalah sebagai berikut.

  • Mewujudkan tujuan dan misi tim
  • Memelihara kebersamaan dalam tim
  • Mematuhi dan melaksanakan ketentuan atau norma yang berlaku dalam tim
  • Merealisasikan tugas dan pekerjaan dengan sebaik-baiknya
  • Menjaga nama baik dan kerahasiaan tim
  • Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan pekerjaan tim
  • Mmemberikan kontribusi yang nyata dalam memajukan kerja sama tim
  • Ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tim serta menerima dan melaksanakan keputusan tim dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab.
B. Tugas dan tanggung jawab pimpinan tim
Kepemimpinan pada dasrnya merupakan proses manajemen dalam rangka memberikan pengaruh, bimbingan, dan pengarahan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Secara umum tugas dan tanggung jawab pimpinan tim adalah sebagai berikut.

  • Kreatif dan proaktif dalam memberikan dukungan terhadap kerja sama tim.
  • Membimbing dan mengarahkan seluruh anggota dalam pelaksanaan kerja sama tim.
  • Menanggapi dan menangani setiap permasalahan yang timbul sebagai dampak negatif dari kerja sama tim.
  • Memikul seluruh tanggung jawab terhadap maju mundurnya kerja sama tim.
  • Memberikan komando terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan tim. (Pendidikan, 2013).

1.3. Manajemen Pelaksana Kerja Proyek

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi), dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik. (Wikipedia).

1.4. Realisasi Produk

Realisasi produk adalah istilah yangdigunakan untuk menjabarkan pekerjaanyang dilakukan oleh organisasi lewatperancangan, pembuatan dan pengirimanproduk akhir atau jasa. (Realisasi Produk).

1.5. Analisis Kinerja Proyek

Kinerja Proyek (Project Performance) merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana. Soeharto mengemukakan suatu contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam laporan suatu kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi ternyata biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian, maka dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena kekurangan dana.

Faktor Keberhasilan Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Pelaksanaan ISO dalam perusahaan produksi seringkali memberikan penilaian yang siginifikan dalam perusahaan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, dengan kata lain faktor keberhasilan penerapan ISO manajemen mutu ini bisa dijalankan oleh perusahaan secara menyeluruh dan tepat. Sistem manajemn mutu yang dijalankan dalam prinsip 6 tahapan penerapan ISO sesuai dengan siklus PDCA.

Apa itu siklus PDCA? Siklus PDCA adalah siklus perjalanan implementasi produksi perusahaan yang dimulai dari perencanaan, pengerjaan, pemeriksaan dan tindakan. Inilah siklus yang akan dijadikan pendekatan dalam proses penerapan sistem manajemen mutu perusahaan.

Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam pengupayaan sistem ISO 9001 : 2008 ini dimasukkan dalam kriteria dasar perusahaan yang bisa melakukan pengajuan penilaian standar ISO.

Tahapan implementasi sistem manajemen mutu

1. Tahapan implementasi

Pada tahapan ini perusahaan diminta untuk menerapkan semua persyaratan yang diminta oleh standar ISO 9001, baik persyaratan dokumen maupun persyaratan sistem. Perlu diingat bahwa persyaratan ISO 9001 bukan hanya persyaratan dokumen saja, melainkan juga sistem secara keseluruhan misalkan pengaturan penempatan barng di gudang, tata letak area produksi, sarana dan prasarana, lingkungan kerja, dan sebagainya. ISO 9001 mewajibkan minimal 3 bulan waktu pelaksanaan implementasi ISO 9001 di perusahaan nya.

2. Internal Audit

Internal audit ISO 9001 adalah kegiatan yang bertujuan untuk memeriksa kesesuaian implementasi ISO 9001 di suatu perusahaan terhadap persyaratn yang diminta oleh Standar ISO 9001. Jika ditemukan ketidaksesuaian, maka perusahaan wajib mengambil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Kegiatan internal audit dilakukan minimal 1 kali sebelum proses sertfikasi.

3. Tinjauan Manajemen (Management Review)

Management review adalah rapat formal yang dilakukan pihak pimpinan perusahaan dengan tim ISO perusahaan tersebut. Agenda yang dibahas dalam rapat tersebut adalah seputar efektifitas penerapan ISO yang sudah diterapkan di perusahaan tersebut termasuk menindak lanjuti hasil audit internal. Management review dilakukan minimal 1 kali setelah dilaksanakannya internal audit.

Kedua kegiatan di atas, yaitu internal audit dan management review dilakukan guna menjamin bahwa tidak ada lagi ketidak sesuaian yang terjadi sehingga siap untuk dilakukan proses audit oleh badan sertifikasi.

4. Audit oleh Badan Sertifikasi

Proses terakhir sebelum sertifikat dikeluarkan adalah proses audit yang dilakukan oleh badan sertifikasi. Ini adalah tahapan yang akan menentukan apakah perusahaan anda layak mendapatkan sertifikat ISO 9001 atau tidak. Jika pada proses ini tidak ditemukan ketidak sesuaian yang fatal, maka perusahaan anda berhak mendapatkannya.

Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001 paling tidak empat bulan. Bagaimana? Mau lolos audit oleh badan sertifikasi? Jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada kami.

Related Posts

Penerapan Sistem Manajemen Mutu iso 9001 Tahun 2015
4/ 5
Oleh